Selasa, 28 Februari 2017

hijrah

Sebenarnya pengen nulis ini dari kemarin-kemarin. Soalnya ini salah satu part penting dalam hidup, menurut saya hehe
Tapi banyak mikirnya, malu lah dan takut kesannya berlebihan. Cuman setelah dipikir-pikir lagi hal seindah dan sepenting ini penting buat di sharingkan. Lalu saya berharap semoga tulisan ini bisa menjadi reminder bagi saya suatu hari nanti bahwa betapa bahagianya saya saat ini, hingga sampai kapanpun saya akan bangga dan mempertahankan keputusan ini apapun yang terjadi :)

Bismillah..
Setelah 25 tahun akhirnya saya memutuskan ber hijab. Yeay hehe
15 februari 2017 💕
Hehe malu ih.
Iya saya malu dan menyesal.
Semakin saya belajar dan mencari tahu, saya jadi berpikir kenapa coba baru sekarang. Setelah umur sudah seperempat abad. Seakan-akan dulu saya pede banget gitu bakal umur panjang dan hidup sampai sekarang hehe

Walaupun sebenarnya kegalauan saya soal hijab itu sudah berlangsung lama (udah tau wajib kok masih galau sih ya 😂)
Sejak 2011 saya galau, pulang umroh saya mikir duh lanjut pakai nggak ya soalnya sudah terlanjur nyaman rasanya. Cuman nggak tau setan darimana sampai dirumah saya malah lepas pas mau keluar makan siang, masih mikir fashion dan segala tetek bengek duniawi waktu itu kayaknya 😩😔
Hasrat berjilbab hilang seiring waktu, hilang timbul gitu pokoknya. Nggak konsisten.
Apa-apaan coba ya butuh 6 tahun setelahnya untuk memantapkan saya untuk menggunakan hijab, yg adalah kewajiban tanpa seharusnya pakai acara galau, berpikir panjang dan penuh pertimbangan.
Terus kalau diingat-ingat semua yg buat saya bimbang adalah hal-hal duniawi. Masih pengen pakai baju ini itu, rambutnya pengen diginiin, cantikkan rambu tergerai dll
Pede beneeerrrr 😂😂
Padahal mah ya penilaian orang-orang soal penampilan saya nggak akan bawa saya kemana-mana pas di akhirat nanti.

Lalu kenapa akhirnya hijab ini saya pakai?
Prosesnya juga nggak mudah dan singkat sih.

Semua diawali dgn saya kehilangan Papah di Desember 2015.
Haha kayak isi blog ini setahun belakangan semuanya tentang papah kan ya.
Tapi ada satu hal yg nggak pernah saya tulis sampai hari ini, yaitu  bahwa nyaris sepanjang 2016 saya dipenuhi amarah dan kekecewaan. Saya nggak tahu diri. Saya meninggalkan perintahNya, nggak mau solat bahkan sekedar berdoa. Ada kalanya saya (sedikit) sadar. Tapi lebih didominasi kecewa, rasa nggak terima dan sedih saya yg berlebihan. Sekali-kalinya saya 'berkomunikasi' denganNya saya hanya marah dan menangis.
Duh ya Allah.
Astagfirullahaladzim 😢
Saya mau nangis tiap ingat hal itu. Saya kurang ajar sekali.
Saya ini siapa sih?
Pakai acara marah dan ngambek sama Allah sebegitunya. Padahal Dia satu-satunya yg berhak atas apapun yg saya miliki. Semua, segala sesuatu di muka bumi ini milikNya. Termasuk papah saya.

Saya ada ditegur sepertinya olehNya
Lewat sakit, lewat mimpi. Tapi yg paling terasa adalah perasaan sedih, kosong dan hilang arah yg begitu menyiksa. Semakin saya menjauh dariNya semakin rasanya desperate hidup saya.
Saya berusaha pelan-pelan akhirnya melihat sekeliling saya, belajar dari masalah dan hidup orang lain yg berkali lipat lebihlebihlebih sulit daripada saya. Pelan-pelan juga saya membuka diri, bercerita tentang kurang ajarnya saya sama Allah setahun itu. Berusaha mendapatkan nasehat dan masukan.
Dan pelan-pelan setelahnya saya mulai beli baju-baju panjang, jilbab. Bahkan catokan rusak saya nggak panik. Biasanya wajib banget rambut ke kantor kudu ON hahaha

Kemudian tanpa saya rencanakan datanglah hari itu. Mata saya sampai berkaca-kaca depan cermin pas pertama jilbab menutup seluruh rambut saya.
Ingat betapa sesatnya saya selama ini, apalagi setahun belakangan. Hati saya terasa hangat.
Badan saya merasa nyaman.
Lalu saya merasa malu dan menyesal yang teramat sangat.
Serius ini nggak berlebihan. Mungkin nggak semuanya di awal pakai jilbab begini. Tapi ini saya secara personal ngerasainnya.

Jalan saya masih panjang. InshaAllah dan semoga saja Allah masih berkenan memberi saya umur. Karena ternyata semakin saya membaca dan mendengar ceramah-ceramah, semakin saya merasa banyak kurangnya. Saking banyaknya saya sampai bingung mau mulai membenahi dan memperbaiki darimana. Sedih banget 😢😢😢

Mungkin juga akan ada banyak tanggapan dan pendapat orang-orang yg tidak seharusnya mengenai perubahan saya.
Tapi apapun Allah Maha Tahu, niat ini, sedalam-dalamnya apa yg ada di hati ini Allah yang tahu. Bahkan mungkin diri saya sendiri nggak tahu apa-apa soal sebenar-benarnya apa yang ada dalam hati saya.
Biarlah segala urusan duniawi ini menjadi seperti halnya angin, bisa dirasakan tapi nggak perlu dilihat, cukup dibiarkan lewat aja :)

Dan yg harus saya sadari saya muslim dari lahir dan Alhamdulillah masih diijinkan islam sampai sekarang. Itu anugerah. Tapi hal-hal wajib saya tinggalkan. Padahal kalau Allah sebel sama saya bisa saja Dia matiin saya seketika dan nggak dikasih kesempatan memperbaiki diri. Tapi Allah sayang banget. Bahkan Dia terus memberikan apapun yg saya butuhkan tanpa saya minta.

Semoga Allah mengampuni segala hal yang tidak seharusnya saya lakukan, memaafkan segala kelalaian saya, ketidaktahudirian saya dan menerima tobat saya serta memberikan kesempatan saya untuk terus belajar.
Saya hanya ingin menjadi semakin baik. Pelan-pelan menjadi semakin dekat dengan apa yg Islam ajarkan, memahami dan menjadikannya pedoman, diamalkan.
Semoga rasa ini terjaga. Semoga konsisten.
Saya takut kembali alpa.
Na'udzubillahimindzalik. Semoga tidak terjadi. Saya ingin tetap di jalan ini dan memiliki perasaan begini.
Aamiin ya Allah.

Terakhir
Semoga tulisan ini menebar manfaat dan menjadi inspirasi bagi siapapun yang membacanya.
InshaAllah :)

0 komentar:

Posting Komentar