Kamis, 31 Mei 2012

Reality slap on me

Hal yang paling berat dari memaafkan adalah berusaha melupakan kesalahan, mencoba memberikan kesempatan dan menumbuhkan kepercayaan yg hampir hilang. Sedikit banyak itu yg gue rasakan sekarang.

Gue berusaha membaca raut muka itu saat meminta maaf, berusaha nerjemahin tiap kata-kata penyesalannya. Tulus nggak? Sungguh-sungguh nggak?. Semuanya serasa berputar-putar di kepala gue. Belum lagi gue harus mati-matian ngendaliin emosi. Gue marah, sangat marah. Sudah lama sekali rasanya gue nggak semarah itu. Dan kemarahan terbesar gue adalah kepada diri sendiri. Di titik emosi tertinggi gue ini, gue begitu menyadari betapa bodohnya gue yang slalu mengiyakan, yang slalu mempercayakan apapun yang dia katakan.

Hal yang sangat gue sesali dari perbuatannya bukanlah kebohongannya. Tapi sikap dia yg mensia-siakan segala kesempatan, kesabaran dn waktu yang gue habiskan untuk menunggu sesuatu yang dia bilang PERUBAHAN. Setega itu, sejahat itu. Gue nggak pernah nyangka dia bakal bisa sejahat ini, sejauh ini ketegaannya sama gue. Apa sedikit aja sosok gue nggak terbersit saat dia melakukan itu semua?. Gue jadi merasa percuma, merasa semua sia-sia. Apa sih yang gue lakukan selama ini ya Allah.

Jumat, 04 Mei 2012

SO FOOL!

Demi apapun.. Aku baru tahu kalau aku sebodoh ini.
I've already trying, crying and finally just waiting.

Tapi tetap terasa percuma.
Semuanya sia-sia

Apa sih yang aku lakukan?
Untuk apa aku bersabar?

Ga pernah ngerti. Dan parahnya ga pernah perduli.

I feel so DAMN fool! Really!!