Jumat, 24 Juni 2016

What should i say pah?
I just miss you. I miss you so so so soooo mucchhhh pah.
And it's hurt.

Senin, 13 Juni 2016

Untuk Papah (10)

Ini sudah minggu kedua puasa pah.
Papah apa kabar?
Lily rindu sekali pah..
Mati-matian lily berusaha menekan rasa rindu ke papah supaya ga berlarut menjadi kesedihan, lily berusaha merangkum semuanya menjadi doa.

Oya pah..
Lily baru sembuh.
Bulan kmren lily sakit thypus pah dan maag, dua minggu lebih berusaha pulih. Maag lily tambah akut pah, obatnya udah naik kelas lg ke yg paling paten hehe
Perut lily menolak semua makanan kecuali bubur polos dn telor rebus pah. Tau kan gimana bencinya lily sama dua makanan itu?
Jadi pah setengah bulan itu perjuangan berat banget. Sekarang kalo liat bubur tambah eneg 😂😂

Kaget ya pah lily kena thypus?
Padahal nggak pernah ya hehe
Kata dokter pola makan dan hidup lily ga bener.
Terus lily inget2 deh beberapa bulan kebelakang gimana pola hidup lily.

Lily akui lily stres pah.. Lily sangat amat terpukul atas kehilangan papah. Kadang merasa sangat sedih, marah, menyesal dan merasa bersalah campur jadi satu.

1-2 bulan awal papah nggak ada lily hampir nangis tiap malam, mata bengkak, butuh kompres tiap pagi, tapi sampai dikantor harus senyum dan keliatan happy. Palsu tapi itu namanya Profesional kan pah. Lagian lily baru disini, siapa yg mau perduli dan maklum kalau lily sedih dn terpukul. Lily ga boleh kasih kesan pertama yg jelek lagian soal sosok lily.

Setiap hari pah lily lari dn menumpahkan semuanya ke pekerjaan, pulang malam supaya sampai kos tinggal tidur. Supaya ga ada momen inget2 sebelum tidur dan mewek lagi ga karuan. Yg missing adalah soal jam makan, kebiasaan lily emang kalo stres jadi jarang makan, kalo belum kelar kerjaan nggak mau makan.

Terakhir kemarin waktu tanggal 12-13 april lily ke makam papah itu level stres lily lg bener2 tinggi. Ada beberapa hal terjadi terkait keluarga kita, terutama hidup lily, membuat lily benar2 limbung pah, lily hilang arah dan merasa sangat jatuh. Lily butuh papah. Tapi bahkan saat sudah di makam papah lily nggak sanggup bilang apa2 kecuali nangis.
Dibulan2 ini juga lily mulai sering kebangun setiap tidur.
Momen ini adalah saat dimana lily merasa benar2 sendirian, nggak punya siapa2 lagi kecuali Allah.
Buat apa pah lily cerita, berkeluh kesah kalo pada akhirnya itu hanya menjadi cara mereka untuk menghakimi dan pada akhirnya ga memahami apa yg lily hadapi. Percuma kan pah. 
Entah kenapa lebih terasa nyaman menyimpan semua ini sendirian. Seenggaknya ga akan ada rasa sakit karena berharap orang lain bakal perduli dan memahami. Lebih baik begini pah rasanya..

Kesimpulannya pah segala stres yg berujung jam makan dan pola tidur yg berantakan ini buat lily sakit secara fisik.
Tp sebenarnya ini semua berasal dari pikiran dan perasaan lily. Itu yg harus lily obati.
Sakit kemarin buat lily ngerepotin beberapa orang pah. Hal yg paling lily benci, bergantung dan merepotkan orang lain.
Karena itu pah lily nggak mau sakit lagi.
Lily juga tau papah nggak suka liat anak perempuannya ini lemah dan payah.

Mami dan keluarga samarinda nggak tau lily sakit pah kmren. Tapi itu lebih baik pah. Nggak ada manfaatnya lily nambah2in pikiran orang rumah kan.

Lily menyadari sembuhnya pikiran dan perasaan ini cuma satu pah caranya, mendekatkan diri kepadaNya.
Cuma Allah pah yg bisa membolak balikkan hati ini.
Lily mau berhenti pah memikirkan dan menjalani semua hal yg menyakiti lily. Lily mau menyudahi pah segala hal yg membuat lily merasa tidak penting dan terluka.

Lily mau 'sembuh' pah. Lily mau 'normal' lagi seperti dulu.
Lily nggak mau buat papah sedih..

Sayang sekali sama papah pah.