Senin, 23 Mei 2016

Lelah

terkadang kau merasa begitu lelah untuk merasa lelah, bukan karena harimu yang tak berwarna bunga, ataupun sepanjang hari yang membuat tubuhmu berkeringat. hingga kau ingin sekali terlelap begitu saja, tanpa perlu mengeja ingatan.


tak jarang kau ingin sekali melukis malam, dengan nyanyian para malaikat; menyerukan namaNya dan berharap lelahmu mereda. namun tak jarang, langkahmu begitu erat menggenggam dunia, hingga melupa ini hanyalah jalan menuju apa yang kelak kekal.


kau tahu, bukan mereka yang kerap membuatmu tak bernyawa; tapi ialah dirimu sendiri yang memaksakan pelangi tiba dengan banyak pagi di kepala, meski kau tahu, bukan kau yang dijadikan pulang sejak awal.


kau ingin sekali membiarkan lidah berfungsi sempurna, atau bahkan membiarkan musim membawa luka hingga ujung dunia; agar pelukan lebih mudah direntangkan siapa saja, atau setidaknya, kau diberikan telinga untuk sekali saja. namun kau begitu merasa lelah, sebab tak sedikit yang hanya memberikan banyak muka dan bukan karena peduli kau hampir sekarat.


untuk detik yang banyak berkorban atas nama pelajaran; kau membiasakan luka dan membahasakan diam. tak sedikit yang menggoreskan belati hingga isi kepalamu keluar, atau bahkan kau membungkam kecewa dengan banyak pemakluman; bahwa kesalahan, yang menjadikan siapa saja manusia. namun kau lupa, sayang; kau pun hanyalah manusia, yang bisa terdarah dengan pisau yang menancap di dada. barangkali kau ingin sekali menenggelamkan malam dan menyerukan segala kesakitan, agar mereka tak lagi membuat kakimu patah untuk kesekian kalinya; namun kau merasa begitu lelah, bahkan hanya untuk berkata tidak.


kau memilih diam, dan membiarkan segala; sebab lelah sudah hilang makna, entah sejak kapan.


-iit sibarani

Selasa, 17 Mei 2016

Enam bulan.
Belum sanggup menghilangkan rindu akan sebuah pelukan dan pertemuan.

Al-fatihah..

I miss you. 
With all my heart.

Kamis, 12 Mei 2016

WS RENDRA

Puisi terakhir WS Rendra
beliau buat sesaat sebelum beliau wafat

                                
Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! 
Ketika Orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku, 
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
_kusebut itu_ MUSIBAH,
_kusebut itu_  UJIAN,
_kusebut itu_  PETAKA,
_kusebut itu apa saja ..._

Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA

Ketika aku berdo'a, 
kuminta titipan yang cocok dengan
KEBUTUHAN DUNIAWI, 
_Aku ingin lebih banyak_  HARTA,
_Aku ingin lebih banyak_  MOBIL,
_Aku ingin lebih banyak_  RUMAH,
_Aku ingin lebih banyak_ POPULARITAS,

_Dan kutolak_  SAKIT,
_Kutolak KEMISKINAN_,

Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.

Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,  
harus berjalan seperti penyelesaian matematika 
dan sesuai dengan kehendakku. 

Aku rajin beribadah, 
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah _Mitra   Dagang_ ku 
dan bukan sebagai KEKASIH!

Kuminta DIA membalas _perlakuan baikku_ 
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

_Duh ALLAH ..._

Padahal setiap hari kuucapkan,
_Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU ya ALLAH, AMPUNI AKU, YA ALLAH ..._

Mulai hari ini, 
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur 
dalam setiap keadaan 
dan menjadi bijaksana, 
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ...

Sebab aku yakin
ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK bagiku ..

Ketika aku ingin hidup KAYA, 
aku lupa, 
bahwa HIDUP itu sendiri 
adalah sebuah KEKAYAAN.

Ketika aku berat utk MEMBERI,
aku lupa, 
bahwa SEMUA yang aku miliki
juga adalah PEMBERIAN.

Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, 
aku lupa, 
bahwa dalam KELEMAHAN,
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.

Ketika aku takut RUGI,
Aku lupa,
bahwa HIDUPKU adalah 
sebuah KEBERUNTUNGAN,
kerana AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA

Bukan karena hari ini INDAH
kita BAHAGIA. 
Tetapi karena kita BAHAGIA,
maka hari ini menjadi INDAH.

Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS. 
Tetapi karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA,
Tetapi karena kita YAKIN BISA!
semuanya menjadi *MUDAH*.

Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM. 
Tetapi karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK,

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, 
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK yang dapat dilalui orang.

Bila kita tidak dapat menjadi matahari, 
cukuplah menjadi LENTERA yang dapat menerangi sekitar kita.

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, 
maka BERDOALAH untuk kebaikan