Perubahan
pada kehidupan pasti akan terjadi, entah terjadi secara natural dan memang
sudah seharusnya atau perubahan karena tuntutan keadaan yang biasanya bersifat
paksaan hingga perubahan yang terjadi karena ditimbulkan oleh suatu dorongan
yang dinamakan keinginan. Semuanya tergantung pilihan dan tindakan yang kita
lakukan. Perubahan memang tidak selalu harus dilakukan tapi tanpa perubahan
tidak akan pernah ada pertumbuhan, pelajaran, pengalaman dan kesempatan yang mampir
datang.
Perubahan
ibarat pintu yang jika kita berani membuka, maka diluar sana akan banyak
keadaan yang akan menyeret kita ke arah perbaikan. Melalui perubahan, kita belajar mentransformasikan diri menjadi sesuatu
atau mewujudkan kondisi yang kita ingini dengan tujuan menjadi lebih baik di
masa akan datang. Jika kita tidak mendobrak pintu itu dan tetap bertahan terdiam
di ruang nyaman, maka kita hanya akan menjadi seseorang yang begini-begini
saja, yang jika digambarkan dengan grafik maka kehidupan berjalan stagnan tanpa
hentakan dan kejutan. Memulai sesuatu memang hal yang paling sulit karena dapat
dipastikan kita akan selalu mempertimbangkan banyak hal, untung rugi atau
resiko apa yang kira-kira akan kita hadapi. Tidak ada yang salah dengan namanya
perhitungan tapi perhatikan, jangan sampai kita pada akhirnya tertukar antara
kehati-hatian dan keraguan.
Banyak hal yang dapat didefinisikan sebagai faktor penghambat perubahan.
Faktor penghambat tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal. Faktor
internal lebih berasal dari diri kita sendiri, biasanya hal yang paling sering
membuat kita menghentikan langkah adalah karena tidak adanya keberanian,
keyakinan dan terlalu merasa aman berada dalam zona nyaman. Keberanian sulit untuk didapatkan sebab pada
dasarnya saat mengalami perubahan kita akan dipaksa untuk menghadapi hal-hal
yang tidak kita ketahui. Apalagi untuk orang-orang yang sudah terlalu lama
terjebak dengan rutinitas. Rutinitas menjadikan hidup mereka nyaman karena segala
hal dapat diprediksi, dapat diduga dan tidak ada kejutan-kejutan yang
menuntutnya untuk memikirkan jalan keluar. Kondisi ini justru membuat kita
tidak kreatif dan tidak berkembang, hanya mengikuti arus yang berjalan. Dengan
tidak adanya keberanian otomatis tidak akan ada keyakinan yang tertanam, kita
terhadang oleh keraguan dan ketakutan yang belum tentu jadi kenyataan. Mungkin
karena kita terbiasa hidup serba instan tanpa tekanan, kita tidak rela untuk
mengorbankan kehidupan yang berada pada lingkaran zona nyaman. Padahal tidak akan
pernah ada keberhasilan yang gratis, semuanya melalui proses kegagalan dan
perjuangan. Kondisi inilah yang membuat kita akan selalu belajar dan mencoba
melihat dari berbagai sudut pandang sehingga dapat menangkap peluang. Lalu
bersabarlah karena hasil perubahan tidak akan pernah terjadi seketika itu juga
pada saat kita melepaskan kenyamanan dan kemudahan yang ada.
Sedangkan hambatan eksternal dapat berasal dari keluarga atau orang-orang
di lingkungan pergaulan. Mereka membawa pengaruh penting dalam hal kita
berpikir, bersikap dan memandang
sesuatu. Tidak baik memang membeda-bedakan pertemanan namun diri kita sendiri
harus pintar memilah dan memilih hal-hal yang mereka lakukan dan bicarakan,
apakah akan kita jadikan pedoman atau hanya sekedar untuk diabaikan. Lebih baik
lagi jika kita yang menjadi center of
attention sehingga apa yang kita lakukan dapat memberikan pengaruh untuk
lingkungan, kita yang menjadi trendsetter
dan mereka adalah follower. Anggaplah
teman-teman adalah aset berharga dalam arti positif, sehingga mereka dapat
menjadi tempat kita belajar, berbagi ilmu dan pengalaman. Sedangkan jika
hambatan berasal dari keluarga, hadapilah dengan bijak dan dewasa. Jika mereka
memaksakan keinginan misalnya, sebab mereka belum dapat melihat dampak
keberhasilan dari apa yang kita lakukan. ‘Proposal’ kehidupan yang kita ajukan
belum cukup meyakinkan, buktikanlah dengan tindakan bukan perlawanan.
Jika melihat banyaknya hambatan yang telah didefinisikan, tidak mudah
memang melakukan perubahan. Namun menurut saya hambatan dan musuh terbesar
adalah diri kita sendiri. Karena itu jika kita memang menginginkan perubahan,
ubahlah pola pikir dan point of view
kita terhadap sesuatu. Pikiranlah yang membentuk sikap kita dalam menghadapi
permasalahan, ilmu dan pengalaman yang membuat kita matang dalam mengambil
keputusan dan tindakan. Apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi apa yang kita
lakukan, the way you act is the way you
think. Tindakan yang kita lakukan berulang-ulang tentu saja akan menjadi
kebiasaan dan karakter yang tertanam. Karakter inilah yang akan membawa kita ke
lingkungan pergaulan mana seharusnya kita berada. Disini kesempatan untuk
menambah teman, pengalaman akan terbuka lebar sehingga dapat menjadi bekal saat
keinginan dan kesempatan melakukan perubahan itu datang.
Kita tidak dapat melakukan perubahan begitu saja, bukan hanya butuh
keberanian atau keyakinan, namun pelajaran dan pengalaman merupakan faktor penting
dalam mencapai kesuksesan. Because, an
ambition without intelligence is like a bird without wings. Kita akan
menjadi buta arah jika dihadapkan dengan suatu permasalahan, karena apa yang
kita tanamkan di pikiranlah yang akan menuntun kita dalam merumuskan tindakan
dan keputusan. Jika kita merasa diri kita sudah cukup ‘bekal’ maka keyakinan
itu akan segera datang, berhenti membuat pertanyaan-pertanyaan yang hanya akan
menimbulkan keraguan. Jangan sampai tertukar antara kehati-hatian dan keraguan.
Segera lakukan perubahan, sebelum kesempatan datang menghilang. Sebab bukan
hanya kita di dunia yang mendambakan kesuksesan dan kebahagiaan. Hidup ini
persaingan, maka tentukan pilihan sebelum keadaan yang memaksakan kita keluar
dari zona nyaman.
0 komentar:
Posting Komentar