Setiap headline surat kabar baik digital maupun tidak mengabarkan bahwa hampir setiap kota di Indonesia terjadi demonstrasi beberapa hari ini. Begitupun yang terjadi dengan kota asal saya, Samarinda-Kalimantan Timur. Semua satu suara, semua mengemukakan hal yang sama: MENOLAK BBM NAIK!
Saya bukannya nggak setuju dengan tujuan dan maksud demonstrasi mereka. Tapi ada beberapa hal yang menurut saya tidak sesuai dengan sudut pandang saya. Oke, sebelum saya berbicara panjang kali lebar mengenai apa yang saya pikirkan, selanjutnya saya lebih suka menyebut kata demonstrasi ini menjadi aksi :)
Pos polisi yang terbakar, Samarinda |
Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya bukannya tidak setuju dengan tujuan aksi teman-teman mahasiswa. Tapi yang saya kecewakan adalah CARA mereka. Iya cara mereka, yang bisa saya sebut dengan sangat amat yakin sebagai gerakan ANARKIS dan VANDALISME.
Demo Mahasiswa, pembakaran pos polisi di Samarinda |
Apa yang mereka lakukan sesungguhnya malah menyebarkan gerakan bernuansa negatif. Jauhhhhh sekali dari tujuan awal sebuah aksi yang sesungguhnya ingin menyebarkan dan mengobarkan aura perjuangan. Saya jadi bertanya-tanya melihat tingkah mereka. Apa harus begitu caranya?. Apa cuma itu yang kalian bisa?. Apa itu caranya menunjukkan bahwa kalian perduli dan cinta Indonesia?.
Kenapa harus melakukan kekerasan agar didengarkan?. Apa nggak ada cara lainnya, selain membakar, merusak dan berteriak-teriak memaki. Apa yang mereka lakukan justru merusak image mereka sebagai seorang mahasiswa, yang notabene di cap sebagai insan cerdas penerus bangsa.